About my Blog

But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful. Nor again is there anyone who loves or pursues or desires to obtain pain

Minggu, 24 April 2011

"....Berarti bung Hatta, Bung Sjahrir pun munafik?"

Beberapa waktu lalu, gua ngadain kumpul mpk. Beberapa anak kelas 10 izin ga ikut karena ada yang mau ke bincarung.

"mau ngurus AFS a, maaf" kata salah satu anak kelas 10 itu.

Tiba-tiba gua jadi inget setahun lalu, waktu gua kelas 10 juga gua sempat mengecap masa-masa ke bincarung, ngambil formulir sampe ngisinya aja yang malesin. Awalnya pun gua ga pengen ikut,

"ga realistis, mana mungkin gua lolos." Pikiran gua emang selalu pesimis, dan gua akan bahas itu dilain kesempatan.

sisa seminggu pengambilan formulir, akhirnya gua tertarik juga. Itu pun iseng. Gua ga bawa duit formulir, akhirnya gua dipinjemin sama Jupe. Habis jumatan gua, Angga, Jupe, dan Ratu pergi ke Bincarung buat ngambil formulir. Kita punya waktu seminggu buat ngisi formulir yang seabreg, sampe ada surat rekomendasi yang cukup nyusahin.

Akhirnya seminggu lewat, Angga gugur sebelum tes. Dia nyerah ngisi formulirnya. Akhirnya gua cuma sama Jupe dan Ratu kesana. Karena ga ada foto gua sampe foto dikelas dan nyetak di PGB yang hasilnya caur banget. Oke romantika tes lewat formulir memang menyenangkan. Seru karena gua ngurus bareng temen-temen.

Tes pertama: Pengetahuan Umum, Essay B.indo, Tes Bahasa Inggris. Alhamdulillah gua lolos. Nomor urut gua 412 dan Jupe 413 masih ada di daftar orang-orang yang bisa nerusin seleksi. Sayang Ratu udah ga lolos disini.

Tes Kedua: Wawancara Bahasa Indonesia, Wawancara Bahasa Inggris. Nah, waktu tes wawancara inilah yang gua rasa sebenernya gua cukup optimis, karena gua rasa bakat ngebacot gua gede. Urutan masuknya memang acak, dan kita ga tau dapat jatah kapan, ya lebih baik dateng pagi kan. satu persatu temen gua masuk, dan keluar dengan muka santai, pas gua tanyain salah satunya, sebut saja Widuri,

"gimana wid? Susah ga?"
"engga to gampang, malahan dia nanyain punya pacar apa engga.."

kurang lebih gitulah percakapan gua dengan Widuri. Sampe akhirnya sekitar jam setengah 12 gua dapet giliran masuk. Gua pun dipersilahkan duduk disalah satu kursi, dimana di situ ada 2 orang interviewer yang keliatan ramah. Wawancara dimulai,
"oke silahkan ceritain tentang kamu" Kata mas Interviewer 1
"baik, Nama saya Hanindito Danusatya, biasa dipanggil Dito..."
"oke, Dito ya.." Kata Mas interviewer 2 sambil nulis-nulis
"yap, saya tinggal di Bogor Baru Blok d4/9b.."
"wah deket ya, jalan kaki? bawa motor?"
"Naek ojeg, hehe.." sambil cengar-cengir gua jawabnya
"oh ojeg, ya terus-terus."
"Saya sekolah di SMA 1 Bogor.."
"Wah anak Smansa ya, pulangnya malem terus nih ya.."

dan seterusnya basa basi itu berlanjut. Awalnya gua cukup tenang dengan wawancara yang kaya ngobrol itu. lama-lama pembicaraan memanas,
"so, mau kemana nih kalo lolos to?" Kata mas Interviewer 1
"Pengennya sih ke Amerika.."
"hmm, Amerika? ga mau nyoba Jepang? ato yang laen gitu?" masih mas Interviewer 1
"ah, Engga mau ke Amerika aja deh."
"kenapa emang mau ke amerika? bukannya amerika identik sama (apa ya gua lupa yang jelas dia nyontohin hal yang jelek jelek)..?"
"oke, gini mas, sebenernya saya sendiri kurang suka sama amerika, kenapa? karena mereka negara adikuasa yang......"
"tunggu-tunggu kamu munafik ya? katanya ga suka sama amerika? tapi mau sekolah disana? Mereka kan nanti bakal ngasih kesempatan kamu sekolah disana, itu pun ada biaya dari pemerintah sana loh!"

deg...... mampus gua salah ngomong. disitu gua panik banget dan nyoba ngelurusin dengan bacotan ala gua yang masih terpikir aja

"oke, saya memandang amerika sebagai 2 sisi yang berlawanan, pemerintah dan rakyatnya. Pemeintah Amerika saya Anggap kurang baik, dan seringkali terkesan ikut campur kepentingan negara lain. Itulah yang mengakibatkan ketidaksukaan saya. Sementara Rakyat Amerika sendiri adalah rakyat yang bebas dan mampu berkembang. Penampilan serampangan pun banyak yang jadi ilmuwan bla bla bla" gua ngebacot semampu gua

"oh gitu yayaya." mas interviewer 1 yang domina membantai gua pun membicarakan topik lain.

satu jam lewat....

akhirnya gua keluar dengan mental yang udah kalangkabut. rasanya stress. Memang gua cuma iseng tapi ya udah sampe tahap itu kalo iseng kebangetan. Baru berapa langkah dari ruang interview, tiba-tiba gua kepikir jawaban yang gua rasa bisa ngebalikin pertanyaan soal kemunafikan gua tadi,

"berarti mas bisa bilang kalo Bung Hatta, Bung Sjahrir, Tan Malaka, dan semua kaum cendikiawan kita munafik ya? mereka kan sekolah di Belanda yang notabene ngejajah kita. apa mungkin Bung Hatta menyukai kebijakan-kebijakan pemerintah negara penjajahnya?"

sayang beribu sayang jawaban baru didapat setelah wawancara beres. Penyesalan pun berkelanjutan. Rasanya pasrah banget. Gua udah siap gugur. Padahal bokap gua sepertinya berharap gua lolos. Setidaknya melangkah lebih maju. Gua menghentikan doa-doa ke-AFS-an gua karena pasrah yang berlebihan. Karena statement gua munafik oleh mas interviewer 1 rasanya gua baru saja menutup mimpi merasakan sekolah di AS selama setahun. Gua jadi alergi omongan soal AFS.

Semua kepasrahan dan penyesalan berakhir, saat pengumuman tes kedua, Alhamdulillah gua masih lolos. Semua kepasrahan gua berubah jadi syukur, dan ya tetep berjuang karena masih ada tes terakhir. Dalam hati gua mikir,

"mungkin mereka butuh 1 orang munafik macem gua hahaha" pemikiran yang bodoh dan ga guna. cuma buat menenangkan diri dari ketidak percayaan, kenapa gua bisa lolos.

datanglah tes ketiga: dinamika kelompok. Alhamdulillah disinipun gua masih diizinin berharap sekolah diluar negeri.

Seleksi akhir rupanya seleksi nasional. Gua gatau apa yang diseleksi. Ya akhirnya memang gua ga lolos. Tapi saat diumumin itu pas lagi regenerasi MPK, dan seinget gua karena Regen yang berat di bulan Puasa akhirnya gua jatuh sakit karena Herpes. hahaha.

dibalik kegagalan gua, gua menemukan hikmah-hikmah lain. Yang gua rasa emang takdir gua untuk meneruskan kehidupan di SMANSA bareng Benteng Batu. Dan ga lolos seleksi tetep bikin gua berharap suatu hari nanti gua bisa seperti bung Hatta, dan Sutan Sjahrir yang mengecap pendidikan di negeri orang, dan bisa membawa perubahan yang berarti buat Negaranya.

4 komentar:

Taufik Wiradarmo mengatakan...

Biasa kaya gini, ide ide bagus munculnya setelah kesempatannya lewat hahahaha

Hanindito Danusatya mengatakan...

iya banget fik penyesalannya hot emang haha

Taufik Wiradarmo mengatakan...

Segitu mah ga hot hot amat... toh lo tetep lolos di situ hahah

natan lalala mengatakan...

entah knp tiba tiba inget soe hok gie

Posting Komentar